1.
Dari Ayahandaku, semoga Allah swt memberi rahmat kepadanya, ia
mengatakan telah meriwayatkan kepadaku Ali Bin Husain Asyad Abadi dari
Jabir bin Ju’fi, ia mengatakan telah berkata Abu Ja’far,: “Apakah cukup
yang menjadi syiah dengan hanya mengatakan cinta kepada Ahlulbait? Imam
menjawab, “Demi Allah , tiada lain Syiah kami adalah mereka yang
bertakwa kepada Allah dan mentaati-Nya, Mereka hanya dikenal dengan
ketawadhuan, kekhusyu’an, menunaikan amanat, dan banyak berdzikir kepada
Allah, shaum, shalat, berbuat baik kepada orang tua, baik kepada
tetangga yang miskin, yang fakir, yang punya hutang, anak-anak yatim,
jujur, membaca Quran, menjaga lisan kecuali dengan perkataan yang baik,
Orang-orang syiah adalah amanah bagi para keluarga mereka”. Jabir
kemudian mengatakan,:“Wahai putra Rasulullah saw, kami mengenal mereka
tetapi tidak memiliki sifat-sifat seperti ini”. Syeikh Shâduq (305-381)
Beliau mengatakan,” Wahai Jabir janganlah engkau bermazhab kepada
orang-orang yang hanya mengatakan aku cinta Ali as dan berwali
kepadanya, dan jika ada yang mengatakan aku cinta kepada rasul dan dan
Rasulullah lebih baik dari Ali as, tapi kemudian tidak mengikuti
jalannya tidak mengamalkan sunnahnya maka kecintaannya itu tidak
bermanfaat sedikitpun. Maka bertakwalah kepada Allah dan beramalah
karena Allah, karena tidak ada kekerabatan antara Allah dan siapapun.
Hamba yang paling dicintai dan dihormati di sisi Allah adalah yang
paling bertakwa dan yang paling mentaati-Nya.Wahai Jabir seseorang hamba
tidak bisa mendekati Tuhannya kecuali dengan mentaati-Nya. Arti
dibebaskan dari Neraka tidak ada artinya dan tidak ada satupun diantara
kalian yang menjadi hujjah bagi Allah. Siapa yang ta’at itulah bagian
dari kami dan barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah maka itu musuh
kami, wilayah (kesetian) kepada kami tidak bisa dicapai kecuali dengan
ketakwaan dan kewara’an.
Rabu, 20 Februari 2013
Rahbar Melarang Menistakan Sahabat Nabi
Kepala bagian kepentingan Iran di Kairo Mojtaba Amani menekankan pentingnya persatuan antara Muslim Syiah dan Sunni.
Dalam pertemuan dengan Sheik Besar Al-Azhar saat ini Ahmed Mohamed el-Tayeb, Selasa (22/5/12), dia mengatakan tangan-tangan kotor tengah menyebarkan pemikiran yang salah dan memutuskan soal keagamaan secara tidak benar untuk menabur perselisihan antara umat Muslim Syiah dan Sunni.Ia merujuk pada keputusan agama (fatwa) yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei yang melarang penistaan terhadap para sahabat dekat Nabi Suci Islam serta tanda-tanda keagamaan milik umat Islam Sunni.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pesan-Pesan Penting
Al-Imam Ali ar-ridho as, Tatkala memberikan hadiah "Jubah" beliau kepada Di'bil (pelantun Syair beliau), beliau as berkata Di'bil, maukah kutambah bait-bait lain,.... agar syairmu tentang "derita Keluarga Rasul menjadi Sempurna ?
" Di'bil menjawab Tentu saja, Junjunganku. Semua yang Anda sukai, pasti juga aku sukai.
Syair Beliau as "Menangislah di atas sepetak pusara di Tanah Thus. Musibah yang menimpa akan tetap lestari dalam hati hingga Kiamat Sampai Allah membangkitkan Al Qoim, Yang akan melenyapkan beban duka dari Kami.
Di'bil bertanya ;" Diriku jadi tebusanmu, Junjunganku. PUSARA SIAPAKAH DI THUS ITU ? (Imam as mendekati Di'bil dengan nada yang halus dan pelan) ;
"ITU PUSARAKU". Selanjutnya Imam as beliau berpesan pada
Di'bail ; Segera pergi dari kota (Marw) ini. Tiap kali bertemu dengan para Pecinta Kami sampaikan salam kepada mereka dan ceritakan duka derita Kami.
Abdul Azim Hasani berkata: Dikatakanlah kepada Abu Jafar (Imam Jawad as).”Aku ragu, apakah berziarah ke makam Aba Abdulah Husain atau berziarah ke makam ayahanda di kota Thus.
Pendapat anda bagaimana wahai Abu Jafar? kemudian Imam Jawad berkata : Tetaplah pada pendirianmu.....(kemudian Imam Jawad masuk ke dalam rumahnya dan tiba-tiba keluar sebentar seraya airmata beliau berlinang diantara pipinya dan berkata:
”Sangatlah banyak sekali penziarah Aba Abdulah As dan penziarah Ayah ku (al Imam Ali Ridho as) sangatlah sedikit".
" Di'bil menjawab Tentu saja, Junjunganku. Semua yang Anda sukai, pasti juga aku sukai.
Syair Beliau as "Menangislah di atas sepetak pusara di Tanah Thus. Musibah yang menimpa akan tetap lestari dalam hati hingga Kiamat Sampai Allah membangkitkan Al Qoim, Yang akan melenyapkan beban duka dari Kami.
Di'bil bertanya ;" Diriku jadi tebusanmu, Junjunganku. PUSARA SIAPAKAH DI THUS ITU ? (Imam as mendekati Di'bil dengan nada yang halus dan pelan) ;
"ITU PUSARAKU". Selanjutnya Imam as beliau berpesan pada
Di'bail ; Segera pergi dari kota (Marw) ini. Tiap kali bertemu dengan para Pecinta Kami sampaikan salam kepada mereka dan ceritakan duka derita Kami.
Abdul Azim Hasani berkata: Dikatakanlah kepada Abu Jafar (Imam Jawad as).”Aku ragu, apakah berziarah ke makam Aba Abdulah Husain atau berziarah ke makam ayahanda di kota Thus.
Pendapat anda bagaimana wahai Abu Jafar? kemudian Imam Jawad berkata : Tetaplah pada pendirianmu.....(kemudian Imam Jawad masuk ke dalam rumahnya dan tiba-tiba keluar sebentar seraya airmata beliau berlinang diantara pipinya dan berkata:
”Sangatlah banyak sekali penziarah Aba Abdulah As dan penziarah Ayah ku (al Imam Ali Ridho as) sangatlah sedikit".