Jumat, 09 Maret 2012

Ahlul Bait Dalam Al-Qur’an dan Hadits


Telah banyak ayat dan riwayat yang menyebutkan tentang Ahlulbait, dan di antaranya akan disebutkan di bawah ini.
Diriwayatkan oleh Ummu Salamah, istri Nabi, bahwa Beliau berada di rumah Ummu Salamah, lalu Fatimah datang dengan semangkuk makanan, Rasul bersabda “panggilkan suami dan kedua putramu Al Hasan dan Al Husain.”
Saat itu mereka sedang makan, kemudian turun ayat ini kepada Rasulullah saw, “Sesungguhnya Kami (Allah) berkehendak untuk melenyapkan kekotoran dari kalian wahai Ahlulbait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya.” (Al-Ahzab : 33)
Kemudian Nabi saw menggenggam jubah dan membentangkannya di atas mereka, lalu mengeluarkan tangannya dan menunjuk ke arah langit dan berdo’a : “Ya Allah, mereka adalah keluarga dan orang-orang khusus bagiku. Hilangkanlah dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.”
Nabi mengatakan hal itu tiga kali, Ummu Salamah berkata “Saat itu aku masukkan kepalaku kedalam kain, seraya aku berkata ‘Ya Rasulullah, adakah aku bersama kalian?” Beliau bersabda dua kali “Engkau ada pada kebaikan.”
Rasulullah melanjutkan penjelasan tentang arti ayat tersebut bagi ummatnya agar mereka bergerak di bawah naungan ayat ini dan dapat mengambil hikmahnya. “Ayat ini turun tentang lima orang : Aku, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain.”
Riwayat lain menceritakan bahwa acapkali Rasulullah melewati pintu rumah Fatimah saat hendak melakukan shalat subuh sambil berkata “Mari kita shalat, wahai Ahlulbait! Mari kita shalat! Sesungguhnya Allah telah berkehendak untuk menghilangkan kotoran dari kalian, Ahlulbait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.”
Demikian Al-Qur’an berbicara tentang Ahlulbait as bahwa Allah membatasi pribadi-pribadi suci serta jauh dari kotoran, dosa, dan hawa nafsu. Perilaku dan pribadi mereka adalah tauladan. Itulah sebab penekanan Al-Qur’an terhadap posisi dan kedudukan mereka dalam garis syari’at Islam sebagai tempat rujukan saat terjadinya perselisihan dan perpecahan.
Sangat jelas bahwa Al-Qur’an telah menekankan kepemimpinan Ahlulbait as. Sepeninggal Rasul dalam sejumlah besar ayat didalamnya.
Apa kiranya tujuan Rasulullah saw berbulan-bulan melewati rumah Ali dan Fatimah, memanggil mereka di waktu subuh dengan sebutan Ahlulbait kecuali untuk mengenalkan pribadi mereka kepada ummat Islam dan mewajibkan kecintaan dan ketaatan kepada Ahlulbait. 

0 komentar:

Posting Komentar

Pesan-Pesan Penting

Al-Imam Ali ar-ridho as, Tatkala memberikan hadiah "Jubah" beliau kepada Di'bil (pelantun Syair beliau), beliau as berkata Di'bil, maukah kutambah bait-bait lain,.... agar syairmu tentang "derita Keluarga Rasul menjadi Sempurna ?

" Di'bil menjawab Tentu saja, Junjunganku. Semua yang Anda sukai, pasti juga aku sukai.

Syair Beliau as "Menangislah di atas sepetak pusara di Tanah Thus. Musibah yang menimpa akan tetap lestari dalam hati hingga Kiamat Sampai Allah membangkitkan Al Qoim, Yang akan melenyapkan beban duka dari Kami.

Di'bil bertanya ;" Diriku jadi tebusanmu, Junjunganku. PUSARA SIAPAKAH DI THUS ITU ? (Imam as mendekati Di'bil dengan nada yang halus dan pelan) ;

"ITU PUSARAKU". Selanjutnya Imam as beliau berpesan pada

Di'bail ; Segera pergi dari kota (Marw) ini. Tiap kali bertemu dengan para Pecinta Kami sampaikan salam kepada mereka dan ceritakan duka derita Kami.




Abdul Azim Hasani berkata: Dikatakanlah kepada Abu Jafar (Imam Jawad as).”Aku ragu, apakah berziarah ke makam Aba Abdulah Husain atau berziarah ke makam ayahanda di kota Thus.

Pendapat anda bagaimana wahai Abu Jafar? kemudian Imam Jawad berkata : Tetaplah pada pendirianmu.....(kemudian Imam Jawad masuk ke dalam rumahnya dan tiba-tiba keluar sebentar seraya airmata beliau berlinang diantara pipinya dan berkata:
”Sangatlah banyak sekali penziarah Aba Abdulah As dan penziarah Ayah ku (al Imam Ali Ridho as) sangatlah sedikit".