Sabtu, 08 Oktober 2011

Fakta yang Tak Pernah diungkap Gereja (bag. 1)

Nabi Muhammad & Imam Mahdi as didalam alkitab
  
  Kata Nabi Muhammad didalam alkitab dengan menggunakan nama khusus, dan menemukan faktor-faktor yang mengarah kepada Nabi Muhammad saw dan Imam Mahdi as. Padanan kata bahasa ibrani dari akar kata yang darinya nama Nabi Muhammad berasal ialah hamda, yang berarti 'to desire' menginginkan atau 'pamper' memanjakan. Konotasinya dalam bahasa arab yakni 'to praise' memuji.

  Kata hamda jelas dan tegas digunakan sebagai nama diri didalam mazmur 106:24 "yea,they depised the pleasant land, they belived not his word" ("mereka menolak negeri yang indah itu, tidak percaya kepada firman-Nya"). Dengan membiarkan kata tersebut tidak diterjemahkan, maka akan mendapatkan gambaran ayat tersebut sebagai berikut. "yea, they despised the land of hamda, they belived not his word". ("mereka menolak negeri hamda itu, tidak percaya kepada firman-Nya"). Jika dilihat dari terminologi lonsep islam tentang Imam Mahdi as, maka ayat tersebut tidak begitu bermakna. Disisi lain, jika dilihat dari terminologi tentang Nabi Muhammad saw maka ayat tersebut begitu bermakna. Hal ini mudah dipahami mengingat fakat bawha ketika Nabi Muhammad saw datang (sebagai nabi), banyak orang tidak mempercayai ucapannya karena merendahkan asalnya.
  Teks selanjutnya yang menggunakan kata hamda ialah Yeremia 3:19 "But i sad, how shall i put thee among the children, and give thee a pleasant land (the land of hamda), a goodly heritage of the host of nation?and i sad, thou shalt call me, my father; and shalt not turn away from me". "Tadinya pikir- ku:'sungguh aku mau menempatkan engkau ditengah anak-anak-Ku dan memberikan  kepadamu negeri yang indah, milik pusaka yang paling permai dari bangsa-bangsa. Pikir-Ku, engkau akan memanggil Aku; Bapa-Ku, dan tidak akan bebalik dari mengikuti Aku".
  Kata diatas ditunjukkan kepada kaum Yehuda(yahudi), disebabkan perilaku mereka, maka Tuhan pun bertanya bagaimana mungkin Dia dapat menganggap mereka sebagai anak-anak-Nya dan mengizinkan mereka untuk mendiami negeri Hamda (the land of hamda). Lalu Tuhan menjawab bahwa Dia dapat melakukan hal itu jika mereka hendak bertobat. Konteks ayat tersebut adalah mengenai pengusiran kaum yehuda dari kanaan yang akan terjadi di masa depan, dan faktanya memang terjadi, karena mereka tidak hendak bertobat.
  Dalam tataran aplikasi primer, teks tersebut jelas merujuk kepada masa Nabi Yeremia as. Reaksi Yehuda terhadap nubuat Yeremia as adalah kegagalan mereka untuk bertobat, bagian teks tersebut tampaknya menunjukkan bahwa yahudi akan menanggapi panggilan Tuhan dengan bertobat. Namun yang kita lihat adalah bahwa mereka tidak melakukan itu pada masa yeremia. oleh karena itu, adalah hal yang logis apabila teks tersebut dimaknai secara eskatologis, maka implokasinya adalah bahwa yahudi masih diberikan kesempatan untuk bertobat sehingga nantinya dimasukkan ke dalam bangsa-bangsa yang taat kepada Tuhan. Hal ini bersesuaian dengan harapan eskatologis dan figur Imam Mahdi as, yang akan memenuhi bumi dengan keadilan. Dalam makna seperti ini, maka negeri hamda wilayah bumi yang akan dihuni oleh mereka yang menanggapi seruan Imam Mahdi as dengan bertobat. Imam Mahdi as disini dirujuk dengan namanya yang paling utama, yakni Muhammad atau Hamda.

 





0 komentar:

Posting Komentar

Pesan-Pesan Penting

Al-Imam Ali ar-ridho as, Tatkala memberikan hadiah "Jubah" beliau kepada Di'bil (pelantun Syair beliau), beliau as berkata Di'bil, maukah kutambah bait-bait lain,.... agar syairmu tentang "derita Keluarga Rasul menjadi Sempurna ?

" Di'bil menjawab Tentu saja, Junjunganku. Semua yang Anda sukai, pasti juga aku sukai.

Syair Beliau as "Menangislah di atas sepetak pusara di Tanah Thus. Musibah yang menimpa akan tetap lestari dalam hati hingga Kiamat Sampai Allah membangkitkan Al Qoim, Yang akan melenyapkan beban duka dari Kami.

Di'bil bertanya ;" Diriku jadi tebusanmu, Junjunganku. PUSARA SIAPAKAH DI THUS ITU ? (Imam as mendekati Di'bil dengan nada yang halus dan pelan) ;

"ITU PUSARAKU". Selanjutnya Imam as beliau berpesan pada

Di'bail ; Segera pergi dari kota (Marw) ini. Tiap kali bertemu dengan para Pecinta Kami sampaikan salam kepada mereka dan ceritakan duka derita Kami.




Abdul Azim Hasani berkata: Dikatakanlah kepada Abu Jafar (Imam Jawad as).”Aku ragu, apakah berziarah ke makam Aba Abdulah Husain atau berziarah ke makam ayahanda di kota Thus.

Pendapat anda bagaimana wahai Abu Jafar? kemudian Imam Jawad berkata : Tetaplah pada pendirianmu.....(kemudian Imam Jawad masuk ke dalam rumahnya dan tiba-tiba keluar sebentar seraya airmata beliau berlinang diantara pipinya dan berkata:
”Sangatlah banyak sekali penziarah Aba Abdulah As dan penziarah Ayah ku (al Imam Ali Ridho as) sangatlah sedikit".