Jumat, 14 Oktober 2011

Fakta yang Tak Pernah diungkap Gereja (bag. 2)


Imam Ali didalam alkitab
Seringkali kata ‘Ali adalah kata depan, baik dengan atau tanpa akhiran kata ganti orang pertama tunggal. Sebuah alternatif lain adalah dengan menerima kata kerja Massoretik tersebut sebagaimana adanya dan mengasumsikan kata ‘Ali bukan sebagai kata depan yang disertai akhiran. Pilhan-pilihannya adalah satu dari bentuk-bentuk kata kerja to rise (meninggi) atau salah satu dari makna kata diri atau benda yang umum. Dengan demikian, pilihan-pilihan yang ada adalah glorify my leaf (terpujilah daunku), glorify my pestle or pistil (terpujilah alu atau putik), atau glorify ‘Ali (terpujilah ‘Ali). Dalam Bilangan 21:17:”Then Israel sang the song, spring up, o well; sing ye unto it.” [“Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini “Berbual-buallah, hai sumur! Mari kita bernyanyi-nyanyi berbalasan-balasan karena sumur yang digali oleh raja.”]
Terdapat sebuah komposisi yang sepenuhnya alamiah dan dapat dipahami dalam bahasa Ibrani, yang dalam kaitan ini ‘Ali adalah subyek sementara sumur adalah predikat: ‘Ali adalah sebuah sumur (sumber air). Namun demikian, ini belumlah jelas karena kepada siapakah nama diri (‘Ali) harus merujuk?
Adalah mungkin, tetapi tidak mesti untuk menrjemahkan ‘Ali sebagai nama diri didalam Bilangan 24:6. The Authorized Version-nya adalah: “As the valleys are they spreed forth, as garden by the river’s side, as the trees of lign a loes which the LORD hath planted, [and] as cedar trees beside the waters.” [Sebagai lembah yang membentang semuanya; sebagai taman di tepi sungai; sebagai pohon gaharu yang ditanam TUHAN; sebagai pohon aras di tepi air.”]
Seluruh penerjemah menerima interpretasi “by the river (‘di tepi sungai’). Lebih lanjut, ia ekuivalen dengan bagian setelahnya, “beside the waters” (‘di tepi air’). Secara semantik dan sintaksis, tampaknya tidak ada alternatif yang lebih baik. Disini, jika seseorang memahami ‘Ali sebagai nama diri, maka terjemahannya adalah sebagai berikut (membalik susunan Authorized Version): “Ali is the valleys are that spreed forth, like garden, a river, as the trees…” [“Ali laksana lembah-lembah yang membentang semuanya, laksana taman-taman; sebuah sungai, laksana pohon gaharu yang ditanam TUHAN, laksana pohon aras; sebuah air.”]
Tak ada argumen linguistik yang mendukung penafsiran diatas. Namun demikian, kedudukan maknanya sangat dekat dengan Bilangan 21:17, yakni adanya rujukan  yang sama kepada water (air) (well/sumur dan river/sungai), dan pertimbangan lebih jauh bahwa hampir semua isi kitab Bilangan merefleksikan persoalan otoritas kepemimpinan. Semua itu faktor-faktor yang mendukung ‘Ali (untuk diterjemahkan) sebagai nama diri.
Ulangan 17:14 juga layak diperhatikan. The Authorized Version menerjemahkannya sebagai berikut : “When thou art come unto the land which the LORD thy God giveth thee, and shalt possess it, and shalt dwell therein, and shalt say, I will set a king over me, like as all the nations that [are] about me…” [“Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam disana, kemudian engkau berkata : Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang diskelilingku…”]
Ungkapan terkait ialah “a king over me” (‘raja atasku’) atau (dalam Ibrani) ‘Ali melekh (‘yLY MLK). Jika merupakan julukan (bagi TUHAN yang mahatinggi), maka ‘Ali harus datang stelah kata melekh/king/raja alih-alih sebelumnya. Jika dilihat sebagaimana adanya, ayat tersebut dapat diterjemahkan : “I will set ‘Ali king like all the peoples around me” [“Saya akan menjadikan ‘Ali sebagai raja seperti semua orang yang ada di sekelilingku”]. Ini mengisyaratkan bahwa pribadi bernama ‘Ali adalah raja dari semua umat.

0 komentar:

Posting Komentar

Pesan-Pesan Penting

Al-Imam Ali ar-ridho as, Tatkala memberikan hadiah "Jubah" beliau kepada Di'bil (pelantun Syair beliau), beliau as berkata Di'bil, maukah kutambah bait-bait lain,.... agar syairmu tentang "derita Keluarga Rasul menjadi Sempurna ?

" Di'bil menjawab Tentu saja, Junjunganku. Semua yang Anda sukai, pasti juga aku sukai.

Syair Beliau as "Menangislah di atas sepetak pusara di Tanah Thus. Musibah yang menimpa akan tetap lestari dalam hati hingga Kiamat Sampai Allah membangkitkan Al Qoim, Yang akan melenyapkan beban duka dari Kami.

Di'bil bertanya ;" Diriku jadi tebusanmu, Junjunganku. PUSARA SIAPAKAH DI THUS ITU ? (Imam as mendekati Di'bil dengan nada yang halus dan pelan) ;

"ITU PUSARAKU". Selanjutnya Imam as beliau berpesan pada

Di'bail ; Segera pergi dari kota (Marw) ini. Tiap kali bertemu dengan para Pecinta Kami sampaikan salam kepada mereka dan ceritakan duka derita Kami.




Abdul Azim Hasani berkata: Dikatakanlah kepada Abu Jafar (Imam Jawad as).”Aku ragu, apakah berziarah ke makam Aba Abdulah Husain atau berziarah ke makam ayahanda di kota Thus.

Pendapat anda bagaimana wahai Abu Jafar? kemudian Imam Jawad berkata : Tetaplah pada pendirianmu.....(kemudian Imam Jawad masuk ke dalam rumahnya dan tiba-tiba keluar sebentar seraya airmata beliau berlinang diantara pipinya dan berkata:
”Sangatlah banyak sekali penziarah Aba Abdulah As dan penziarah Ayah ku (al Imam Ali Ridho as) sangatlah sedikit".